Selasa, 18 November 2014

RPP ASAL USUL LEGENDA VIII/1 bhs jawa


TUGAS
MEMBUAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN





Oleh:
Intan Nukhi Adhiya
2601412088
Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 1)
Satuan Pendidikan                      :    SMP
Mata Pelajaran                            :    Bahasa Jawa
Kelas/Semester                            :    VIII/Semester Dua
Materi Pokok                              :    Legenda Asal-Usul Tempat
Alokasi Waktu                            :    4 pertemuan ( 8 X 40 menit)

A.      Kompetensi Inti
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.      Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.      Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.       Kompetnsi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
1.1  Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah, serta untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah untuk didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan  kebudayaan  Nasional.
1.2  Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis
1.3  Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis
1.1.1        Berdoa sebelum memulai dan sesudah kegiatan belajar bahasa daerah.
1.1.2        Menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi dengan tata krama/santun.



1.2.1        Menggunakan bahasa daerah sebagai sarana memahami informasi tulis.



1.3.1    Menggunakan bahasa daerah sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis  sesuai dengan tata krama/santun
2
2.1 Memiliki perilaku percaya diri dan tanggungjawab atas  karya budaya masyarakat daerah yang pebuh makna.



2.2.1  bertanggung jawabdalam membuat tanggapan pribadi terhadap  struktur 
2.2.2  Santun dalam menyajikan tanggapan pribadi terhadap struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
3
3.1  Memahami legenda asal usul tempat.
3.3.1 menentukan unsur2 intrinsik
3.3.2 menentukan nilai2 yang terkandung
3.3.3 menceritakan kembali isi legenda


4.3Meringkas isi teks legenda asal-usul/tempat.
4.3.1 menulis pokok2 isi legenda
4.3.2 mengembangkan pokok2 menjadi ringkasan
4.3.3 menceritakan isi legenda dengan ragam bahasa krama


C.      Tujuan Pembelajaran
Sikap
Sikap Spiritual
1.      Peserta didikterlibat secara aktif dalam proses pembelajaran berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
2.      Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening, peserta didik terbiasa menggunakan bahasa daerah sebagai sarana memahami informasi tulis.
3.      Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening, terbiasa menggunakan bahasa daerah sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis  sesuai dengan tata krama/santun.





Sikap Sosial
1.        Peserta didikterlibat secara aktif dalam proses pembelajaran struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening, memiliki sikap bertanggung jawab dalam membuat tanggapan pribadi terhadap teks legenda dan asal-usul tempat agar memiliki perilaku percaya diri dan tanggung jawab atas  karya budaya masyarakat daerah yang pebuh makna
2.        Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening, peserta didik santundalam menyajikan tanggapan pribadi terhadap struktur teks  legenda dan asal-usul tempat.

Pengetahuan
1.        Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction,  peserta didik dapat menjelaskan struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
2.        Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction, peserta didik dapat menentukan unsur kebahasaan teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dengan benar.
3.        Melalui kegiatan tanya jawabExplicit Instruction, peserta didik dapat menyimpulkan isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
4.        Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction, peserta didik dapat menjelaskan pesan moral teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dengan benar.

Keterampilan
1.       Setelah belajar tentang isi teks, peserta didik dapat meyimpulkan isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dalam bentuk tulisan dengan kaidah penulisan dalam bahasa Jawa yang baik dan benar.
2.       Setelah belajar tentang isi teks, peserta didik dapat meyimpulkan isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dalam secara lisan denngan menggunakan bahasa yang santun.
3.       Setelah belajar tentang pesan moral dalam teks, peserta didik dapat merelevansikan pesan moral teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dengan kehidupan sehari-hari dengan jujur.

D.      Materi Pelajaran*
1.      Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
2.      Cara  menjawab pertanyaan tertulis tentang isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
3.      Kaidah ejaan dan penulisan teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dalam bahasa Jawa.
4.      Unsur kebahasaan dalam teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening (kata, kalimat dan ungkapan)
5.      Struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
6.      Kesantunan berbahasa Jawa biasa menggunakan bahasa sesuai dengan tata krama/unggah - ungguh yang berlaku dalam bertanya jawab dan menyampaikan pendapat.
*   Materi terlampir

E.       Metode Pembelajaran
1.    Pendekatan     : Saintifik/ Kontekstual
2.    Model             : Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis (Cooperative Integrated Reading and Composition)
3.    Sintaks:
a.         Membangun konteks
b.        Pemodelan teks
c.         Pemecahan masalah secara bersama
d.       Pemecahan masalah secara individual
4.    Model  :Model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis
5.    MetodeKBM  : Demonstrasi, tanya jawab, kelompok diskusi
6.    Teknik : Explicit Instruction.

F.        KKM : 7,3
G.      Sumber Belajar
1.         Bruce, Joice, Caolhun, 2009. Models of Teaching (model Pengajaran). Yogyakarta: Pustka Pelajar.
2.         Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Pedoman Umum Ejaan bahasa Jawa Huruf Latin yang Disempurnakan. Yogyakarta: Balai Bahasa
3.         Mangunsuwito, S.A. 2002.Kamus Bahasa Jawa, Jawa-Indonesia. Bandung: CV. YramaWidya.
4.         Padmosoekotjo, S. 1960. Ngengrengan Kasusastran Djawi 1. Jogjakarta: Hien Hoo Sing.
5.         Padmosoekotjo, S. 1960. Wewaton Panulise Basa Jawa Nganggo Aksara Jawa. Surabaya: PT. Citra Jaya Murti.
6.         Saryono, Djoko. 2011. Sosok Budaya Jawa:Rekonstruksi Normatif Idealistis. Malang: Aditya Media Publishing.
7.         Sasangka Sry Tjatur Wisnu. 2011. Bunyi-bunyi Distingtif Bahasa Jawa.Yogyakarta:Elmatera Publishing.
8.         Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia:J.B. Wolter.


H.      Media Pembelajaran
1.      Alat :
LCD/Laptop CD rekaman suara teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening, Teks, Soal-soal, Lembar Penilaian, Penilaian Kelompok.
2.      Bahan :
Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening. (disediakan guru hasil modifikasi dari berbagai sumber)

I.         Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pengorganisasian
Peserta didik
Alokasi waktu
Pendahuluan
·       Guru memberi salam dan mengabsen
·       Guru melakukan apersepsi dengan mengulas materi pelajaran minggu yang lalu  melalui kegiatan bertanya jawab dan demonstrasi.
·       Menyampaikan tujuan pembelajaran meliputi aspek afektif (sikap spirutual dan sikap sosial), kognitif, dan psikomotor.

4 x 10º
Kegiatan inti
·       Mengamati:
-   Peserta didik membaca Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
-   Peserta didik menyimak  Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening yang disajikan.
·      Menanya:
-   Peserta didik bertanya jawab tentang struktur Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
-Peserta didik bertanya jawab tentang unsur kebahasaan Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
·      Mengumpulkan informasi:
-    Peserta didik mencari Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dari berbagai sumber.
-    Peserta didik berdiskusi tentang  unsur kebahasaan Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
-   Peserta didik berdiskusi tentang isi Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
-    Peserta didik berdiskusi tentang  pesan moral dalam tek Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
-   Peserta didik berdiskusi tentang relevansi pesan moral dalam Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
·      Mengasosiasi:
-   Peserta didik menentukan struktur  teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
-   Peserta didik menentukan  unsur kebahasaan teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
-   Peserta didik merelevansikan pesan
·       Mengomunikasikan:
-   Peserta didik  menyajikan hasil diskusi tentang teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Peningterkait struktur, unsur kebahasaan, pesan moral dan relevansinya dengan kehidupan,
-   Peserta didik menyajikandengan bahasa daerah hasil apresasi dalam bentuk karya tulis sederhana

4 x 25º
Penutup
·       Gurubersamasiswa melakukan refleksi hasilpembelajaran
·       Guru memberi tugas sebagai perbaikan dan pengayaan
·       Guru menutup pelajaran

 4 x 5º




Pertemuan 2

No
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pengorganisasian
Peserta Didik
Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
·            Guru memberi salam dan mengabsen
·            Guru menyiapkan kondisi dan motivasi siswa dalam belajar.
·            Guru melakukan apersepsi dengan mengulas materi pelajaran minggu yang lalu  melalui kegiatan bertanya jawab dan demonstrasi.
·            Guru menyampaikan tujuan pembelajaran meliputi aspek sikap (sikap spirutual dan sikap sosial), pengetahuan, dan  keterampilan.


2.
Kegiatan Inti
Mengamati:
1.        Peserta didik membaca teks legenda asal-usul kota pati.
2.        Peserta didik menyimak teks legenda asal-usul kota Pati.
3.        Peserta didik menandai/ mencatat hal-hal penting terkait dengan teks legenda asal-usul kota Pati.

Menanya:
4.        Peserta didik bertanya jawab tentang struktur teks legenda asal-usul kota Pati.
5.        Peserta didik bertanya jawab tentang unsur kebahasaan teks legenda asal-usul kota Pati.
6.        Peserta didik bertanya jawab tentang isi teks legenda asal-usul kota Pati.
7.        Peserta didik bertanya jawab tentang pesan moral teks legenda asal-usul kota Pati.
8.        Peserta didik bertanya jawab tentang relevansi pesan moral teks legenda asal-usul kota Pati.

Mengumpulkan Informasi:
9.        Peserta didik mencari contoh teks legenda asal-usul kota Pati dari berbagai sumber.
10.    Peserta didik berdiskusi tentang struktur  teks legenda asal-usul kota Pati.
11.    Peserta didik berdiskusi tentang unsur kebahasaan teks legenda asal-usul kota Pati.
12.    Peserta didik berdiskusi tentang isi legenda asal-usul kota Pati.
13.    Peserta didik berdiskusi tentang  pesan moral dalam teks legenda asal-usul kota Pati.

Mengasosiasi:
14.    Peserta didik menganalisis  tentang relevansi pesan moral teks legenda asal-usul kota Pati.
15.    Peserta didik menyimpulkan relevansi pesan moral dalam teks legenda asal-usul kota Pati dengan kehidupan.

Mengomunikasikan:
16.    Peserta didik membaca indah  teks legenda asal-usul kota Pati.
17.    Peserta didik menceritakan relevansi pesan moral teks legenda asal-usul kota Pati dengan kehidupan.
18.    Peserta didik menanggapi isi legenda asal-usul kota Pati.



3.
Penutup
·            Guru bersama peserta didik melakukan refleksi hasil pembelajaran.
·            Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilalui.
·            Guru memberikan tugas sebagai perbaikan dan pengayaan.
·            Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.





J.    Penilaian
1.      Sikap spiritual dan sosial
a.       Tehnik Penilaian       :    Pengamatan
b.      Bentuk Instrumen    :    Lembar Pengamatan
c.       Kisi – kisi                 :   

LEMBAR PENGAMATAN DIRI
No.
Sikap/Nilai
Indikator
Rubrik Penilaian
Butir Pertanyaan

1.1  Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah, serta untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah untuk didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan  kebudayaan  Nasional.
1.2  Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
1.3  Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis
1.1.3   Berdoa sebelum memulai dan sesudah kegiatan belajar bahasa daerah.
1.1.4    Terbiasa menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi dengan tata krama/santun.





1.2.2        Terbiasa menggunakan bahasa daerah sebagai sarana memahami informasi tulis.

1.3.1    Terbiasa menggunakan bahasa daerah sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis  sesuai dengan tata krama/santun












1 – 5




1 – 5






2.1 Memiliki perilaku percaya diri dan tanggungjawab atas  karya budaya masyarakat daerah yang pebuh makna.



2.2.1   bertanggung jawabdalam membuat tanggapan pribadi terhadap  struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
2.2.2   Santun dalam menyajikan tanggapan pribadi terhadap struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening



2.      Pengetahuan
a.       Tehnik Penilaian       : Tes tulis/tes lisan
b.      Bentuk Isntrumen    : Uraian non obyektif
c.       Kisi – kisi                 :   
           LEMBAR PENGETAHUAN
No
Indikator
Rubrik Penilaian
Butir Instrumen
1
Menjelaskan struktur Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.


2
Menentukan unsur kebahasaan Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dengan benar


3
Menjelaskan makna kata sukar dalam teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.


4
Menjelaskan makna kata, kalimat dan ungkapan dalam teks narasi menyimpulkan teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.


5
Menjawab pertanyaan terkait isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.


6
menyimpulkan isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.


Tes lisan:
Menilai pemahaman peserta didik tentang pesan moral teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.



7
Menjelaskan pesan moral teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dengan benar.



3.      Keterampilan
a.   Teknik Penilaian      : P1= evaluasi Produk dan P2= evaluasi Unjuk Kerja
b. Bentuk Instrumen       : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi:

No.
Indikator
Rubrik Penilaian
Butir Instrumen
1.
Peserta didik menyajikan hasil apresiasi dalam bentuk karya tulis sederhana


                                      :   
*)    Terlampir pada lembar penilaian.

         Mengetahui,                                                                   ...........,  ...............
         Kepala Sekolah                                                              Guru Bahasa Jawa


          ...................................                                                                  ..................................



A.    Lembar Pengamatan Diri

1.    Wenehana tanda centang (√) ing andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing koklakoni.                    
2.    Katrangane kanggo mbiji pakulinane (kebiasaan):
5   =   ajeg
4   =   kerep
3   =   arang-arang
2   =   tau
1   =   blas
3.    Lembar pengamatan
No.
Aspek penilaian
Skala Penilaian
5
4
3
2
1
1
a.     Kulina ndonga sadurunge miwiti lan mungkasipasinaon Basa Jawa.





b.     Kulina migunakake Basa Jawa kanggo ngomong karo sapa bae (guru, kanca) nalika jam pelajaran.





c.     Kulina ngetrapake tatakrama nalika ing pasrawungan.





2
·      Jujur nalika mangsuli pitakon-pitakon ngenani wacan crita wayang manut panemune dhewe.





3
·       Tanggungjawab marang tugas pribadi





·       Tanggungjawab marang tugas kelompok.





4
·       Ngurmati panemune wong liya nalika diskusi.
·       Migunakake tembung kang pas (ora kasar lan kemproh) nalika ngomong lan takon ing diskusi.






                                                                  .............., ................2013



                                                                  .......................................






                                                                               



                                                                    Nama  :  .............................
                                                                    Kelas/No absen : ................
B.     Lembar Pengamatan portofolio hasil tulisan
Wenehana tandha centhang () ing andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing kokamati, tulisane kancamu.   
1.      Katrangane kanggo mbiji:
5   =   pas banget
4   =   pas
3   =   cukup pas
2   =   kurang pas
1   =   ora pas
2.      Lembar pengamatan
No.
Aspek penilaian
Kriteria
5
4
3
2
1
1
Tulisan (hasil tulisan/karya tulis sederhana)sing pas karo kaidah ejaanlan penulisan ing tata tulis basa Jawa.






Panulisane vokal





Panulisane konsonan





Panganggo tembung





Ukarane runtut





Kohesi lan kohenrensi paragraf










LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK OLEH GURU

No
Nama
Tulisan (hasil tulisan/karya tulis sederhana) pas karo kaidah pelafalan lan penulisan tata tulis ing basa Jawa.

Panulisane vokal
Panulisane konsonan
Pangang-go tembung
Ukarane runtut
Kohesi lan kohenrensi paragraf

1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
A

























2
B

























3
C





















































                                                                                .............., .................2013
                                                                                Pengamat, 



                                                                        ........................................



LEMBAR MATERI
Ing Pantai Lor Pulo Jawa ( Pantura ), sekitar Gunung Muria bagian Wetan, ana penguasa sing kasebut Adipati, wilayah kekuasaane kasebut kadipaten. Ana penguasa loro jaman iku yaiku kadipaten Paranggaruda lan kadipaten Carangsoka. Kadipaten Paranggaruda dipimpin Adipati Yudhapati, wilayahe saka kali Juwana mengidul nganti pegunungan gamping lor batesan karo wilayah kabupaten Grobogan. Yudhapati nduweni putra jenenge Raden Jasari.
Sawetara iku, kadipaten Carangsoka dipimpin dening adipati Puspa Andungjaya, wilayahe saka lor kali Juwana nganti Pantai Lor Jawa Tengah bagian Wetan. Adipati Carangsoka nduwe anak wadon jenenge Rara Rayungwulan.
Kacarita, lelorone kadipaten iku urip rukun padha ngurmati siji lan sijine. Kanggo nglestarekake pasedulurane, penguasa kadipaten sarujuk ndaupake putra lan putrine.
Adipati Paranggaruda ngirim utusane nglamar Rara Rayungwulan, putrine Adipati Carangsoka. Lamarane ditampa, nanging calon penganten putrid njaluk bebana supaya ing acara pahargyan boja wiwaha dhaup dimeriahake pagelaran wayang kanthi dalang kondhang sing jenenge Sapanyana.
Kanggo nglurusake bebana iku Adipati Paranggaruda yaiku Adipati Yudhapati nugasake Yuyurumpung, penggedhe ing Paranggaruda. Kanggo nglaksanakake tugase, Yuyurumpung niat nglumpuhake wibawa kadipaten Carangsoka kanthi cara nguasai pusaka piyandele kadipaten Carangsoka pusaka keris rambut pinutung lan kuluk kadigoro sing diduweni raden Sukmayana, penggene Majasemi, salah sijine bagian kadipaten Carangsoka.
Pusaka loro kasil kajupuk kanthi bantuan Sondong Majeruk, wong sekti ing Paranggaruda. Nanging sak durunge diwenehake Yuyurumpung, pusaka loro bisa direbut dening Sondong Makarti sala Wedari. Wasana Sondong Majeruk mati, pusaka keris rambut pinutung lan kuluk kanigara diaturake Raden Sukmayana.
Sanadyan mangkana Yuyurumpung kasil nerusake tugase nggoleki dhalang sapanyana supaya dhaupe putra adipati parang garuda lan putrine adipati Gatangsoko bisa kaleksanan. Nanging ngepasi acara resepsi nembe kawiwitan, penganten putri ninggalake kursi penganten menyang panggon lan mlayu karo dhalang Sapanyana saengga dhaupe Raden Jasati lan Rara Rayungwulan ora sida dileksanakake.
Adipati Yudhapati rumengsa diasorake, akhire mutusake memungsuhan karo adhipati puspa andungjaya. Kadipaten loro sing rikala semana urip rukun akhire perang. Ana ing paperangan iku, pemimpin prajurit kadipaten Carangsoka, Raden Sukmayana gugur lan digentani adhike yaiku Raden Kembangjaya. Kanthi dibantu dalang Sapanyana sing nggunakake pusaka sekti, kasil menang ana ing paperangan lawan kadipaten Paranggaruda. Adipati Paranggaruda Yudhapati lan putrane Raden Jasari gugur.
Karana jasane Raden Kembangjaya didhaupake karo Rr. Rayungwulan lan diangkat ngganteni Yudhapati dadi adipati, dalang Sapanyana diangkat dadi patih kanthi gelar Singasari. Kanggo ngatur pemerintahan sing ditambah amba ngidul, adipati R. Kembangjaya mindahake pusat pemerintahan ana ing desa Kemiri kanthi ngganti dadi kadipaten Pesantrenan lan jejuluk adipati Jaya kusuma. Raden Jayakusuma nduweni putra jenenge Raden Tambranegara.
Kanggo ngembangake pembangunan lan pemerintahan, Raden Tambranegara mindahaken pusat pemerintahan sing sakdurunge ana ing kemiri arah ngulon ing desa kaborongan, jeneng pesantrenan uga diganti dadi Kadipaten Pati.






Asal-Usule Kutha Semarang


Kacarita ing Kasultanan Demak ana sawijining pangeran kang ajejuluk Made Panda. Panjenengane kagungan putra aran Raden Pandan Arang.
Ing sawijining dina Raden Pandan Arang sarta para pandhereke nyumurupi bab kang nyalawadi. Ing lemah kang subur iku prenahe sela-selane tanduran tuwuh wit asem sing pating plencar arang-arang.
“He, sedulurku kabeh padha gatekna,” pangandikane Raden Pandan Arang marang para pandhereke.
“Wonten menapa Raden?” Pitakone saperangan pandherek.
“Sawangen! Ing sela-sela tanduran kang subur iku, tuwuh wit asem,” pangandikane raden Pandan Arang.
“Oh, inggih leres Raden.” Tumangape wong-wong sing dherekake.
 “Ning kok sajak nyalawadi temen,” Pitakone wong-wong mau rada gumun.
“Aneh, wit-witan asem iku thukule rada adoh-adoh utawa arang-arang. Kamangka lemah
kene subur. Mesthine tuwuhe kerep ora arang-arang ngene iki”.
“Inggih leres Raden, punika tuwuhipun sajak nyalawadi,” sambunge para pandhereke.
“Mula iku para sedulur, padha seksenana. Amarga iku, thukul wit asem sing arang-arang wewengkon iki dak arani Semarang -- (diarani Semarang – saka asem arang).
(Kapendhet saking Buku Piwulang Basa Kelas 9; dening:Sri Suparmi lan Ririn Safitri).


          
C.     Lembar Pengamatan Diri

4.    Wenehana tanda centang (√) ing andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing koklakoni.                     
5.    Katrangane kanggo mbiji pakulinane (kebiasaan):
4   =   mesthi dilakoni
3   =   asring dilakoni
2   =   arang-arang dilakoni
1   =   tau dilakoni
0   =   ora tau dilakoni
6.    Lembar pengamatan
No.
Aspek penilaian
Kriteria
4
3
2
1
0
1
d.    Kulina donga (ngucap/nulis krana Gusti Kang Maha Kuwasa) sadurung miwiti blajar basa Jawa





e.     Kulina migunakake basa Jawa kanggo ngomong karo sapa bae (guru, kanca) nalika jam pelajaran Basa Jawa.





f.      Kulina ngetrapake tata krama nalika srawung karo kancane





g.     Kulina ngetrapake tatakrama nalika matur karo gurune.





2
·      Jujur nalika njawab pitakon-pitakon ngenani wacan crita wayang manut panemune dhewe.





3
·       Tanggungjawab marang tugas pribadi
·       Tanggungjawab marang tugas kelompok.





4
·       Ngurmati panemune wong liya nalika diskusi.
·       Migunakake tembung kang pas (ora kasar lan kemproh) nalika ngomong lan takon ing diskusi.





5
·      Nggatekake nalika nyemak crita wayang.
·      Tertarik, pingin ngerti lan bljar crita wayang






                                                                  .............., ................2013



                                                                  .......................................


                                                                               



D.    Lembar Pengamatan Praktik.
Wenehana tanda centang () ing andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing kokamati, nalika kancamu sing makili kelompok presentasi ing ngarep kelas.   
3.      Katrangane kanggo mbiji:
4   =   pas banget
3   =   pas
2   =   cukup pas
1   =   kurang pas
0   =   ora pas
4.      Lembar pengamatan
No.
Aspek penilaian
Kriteria
4
3
2
1
0
1
Maca teks kanthi lafal kang pas karo kaidah pelafalan ing basa Jawa.





2
Anggone nggawe kertas kerja lan power point
Pas karo hasil diskusi.





3
Anggone maparake hasil diskusi migunakake basa Jawa lan sikap sarta polatane slaras karo unggah-ungguh (kesantunan)





4
Anggone nanggapi pitakon migunakake basa Jawa lan sikap sarta polatane slaras karo unggah-ungguh.






                                                                                .............., .................2013
                                                                                Pengamat, 



                                                                                    ........................................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar