TUGAS
MEMBUAT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Oleh:
Intan Nukhi Adhiya
2601412088
Jurusan
Pendidikan Bahasa Jawa
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2014
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 1)
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : VIII/Semester Dua
Materi Pokok : Legenda Asal-Usul Tempat
Alokasi Waktu : 4 pertemuan ( 8 X 40 menit)
A.
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.
Kompetnsi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
1
|
1.1
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah, serta untuk melestarikan dan
mengembangkan budaya daerah untuk didayagunakan
sebagai upaya pembinaan dan pengembangan
kebudayaan Nasional.
1.2 Menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana
memahami informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana
menyajikan informasi lisan dan tulis
|
1.1.1
Berdoa sebelum
memulai dan sesudah kegiatan belajar bahasa daerah.
1.1.2
Menggunakan bahasa
daerah dalam berkomunikasi dengan tata krama/santun.
1.2.1
Menggunakan bahasa daerah sebagai sarana memahami informasi tulis.
1.3.1
Menggunakan bahasa daerah sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis sesuai dengan tata
krama/santun
|
2
|
2.1 Memiliki perilaku
percaya diri dan tanggungjawab atas
karya budaya masyarakat daerah yang pebuh makna.
|
2.2.1 bertanggung jawabdalam membuat tanggapan pribadi terhadap
struktur
2.2.2 Santun dalam menyajikan tanggapan pribadi terhadap struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
|
3
|
3.1 Memahami legenda asal usul
tempat.
|
3.3.1 menentukan
unsur2 intrinsik
3.3.2 menentukan
nilai2 yang terkandung
3.3.3 menceritakan
kembali isi legenda
|
|
4.3Meringkas isi teks legenda asal-usul/tempat.
|
4.3.1 menulis pokok2
isi legenda
4.3.2 mengembangkan
pokok2 menjadi ringkasan
4.3.3 menceritakan isi
legenda dengan ragam bahasa krama
|
C.
Tujuan Pembelajaran
Sikap
Sikap
Spiritual
1.
Peserta
didikterlibat secara aktif dalam proses pembelajaran berdoa
sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
2.
Dengan terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening, peserta didik terbiasa menggunakan bahasa
daerah sebagai sarana memahami informasi tulis.
3.
Dengan terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening, terbiasa menggunakan bahasa daerah sebagai
sarana menyajikan informasi lisan dan tulis
sesuai dengan tata krama/santun.
Sikap Sosial
1.
Peserta didikterlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa
Pening, memiliki sikap bertanggung jawab dalam membuat tanggapan pribadi terhadap teks
legenda dan asal-usul tempat agar memiliki perilaku percaya diri dan tanggung jawab atas karya budaya masyarakat daerah yang pebuh
makna
2.
Dengan terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa
Pening, peserta didik santundalam menyajikan tanggapan pribadi terhadap struktur
teks legenda dan asal-usul tempat.
Pengetahuan
1.
Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction, peserta didik dapat menjelaskan struktur teks
asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
2.
Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction, peserta didik
dapat menentukan unsur kebahasaan teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul
Rawa Pening dengan benar.
3.
Melalui kegiatan tanya jawabExplicit Instruction, peserta didik
dapat menyimpulkan isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
4.
Melalui kegiatan tanya jawab Explicit Instruction, peserta didik
dapat menjelaskan pesan moral teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa
Pening dengan benar.
Keterampilan
1. Setelah belajar tentang isi teks, peserta didik dapat
meyimpulkan isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dalam bentuk
tulisan dengan kaidah penulisan dalam bahasa Jawa yang baik dan benar.
2. Setelah belajar tentang isi teks, peserta didik dapat
meyimpulkan isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dalam
secara lisan denngan menggunakan bahasa yang santun.
3. Setelah belajar tentang pesan moral dalam teks, peserta
didik dapat merelevansikan pesan moral teks asal-usul kuta Semarang dan asal
usul Rawa Pening dengan kehidupan sehari-hari dengan jujur.
D.
Materi Pelajaran*
1.
Teks asal-usul kuta Semarang dan asal
usul Rawa Pening
2.
Cara menjawab pertanyaan tertulis tentang isi teks
asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
3.
Kaidah ejaan dan penulisan teks
asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dalam bahasa Jawa.
4.
Unsur kebahasaan dalam teks
asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening (kata, kalimat dan ungkapan)
5.
Struktur teks asal-usul kuta Semarang dan
asal usul Rawa Pening.
6.
Kesantunan berbahasa Jawa biasa
menggunakan bahasa sesuai dengan tata krama/unggah - ungguh yang berlaku dalam
bertanya jawab dan menyampaikan pendapat.
* Materi
terlampir
E.
Metode Pembelajaran
1.
Pendekatan : Saintifik/ Kontekstual
2.
Model : Kooperatif
Terpadu Membaca dan Menulis (Cooperative Integrated Reading and Composition)
3.
Sintaks:
a.
Membangun konteks
b.
Pemodelan teks
c.
Pemecahan masalah secara bersama
d. Pemecahan masalah
secara individual
4.
Model :Model pembelajaran kooperatif terpadu
membaca dan menulis
5.
MetodeKBM : Demonstrasi, tanya jawab, kelompok diskusi
6.
Teknik : Explicit
Instruction.
F.
KKM : 7,3
G.
Sumber Belajar
1.
Bruce, Joice, Caolhun, 2009.
Models of Teaching (model Pengajaran). Yogyakarta: Pustka Pelajar.
2.
Kementrian Pendidikan Nasional.
2011. Pedoman Umum Ejaan bahasa Jawa
Huruf Latin yang Disempurnakan. Yogyakarta: Balai Bahasa
3.
Mangunsuwito, S.A. 2002.Kamus Bahasa Jawa, Jawa-Indonesia. Bandung:
CV. YramaWidya.
4.
Padmosoekotjo, S. 1960. Ngengrengan Kasusastran Djawi 1. Jogjakarta:
Hien Hoo Sing.
5.
Padmosoekotjo, S. 1960. Wewaton Panulise Basa Jawa Nganggo Aksara
Jawa. Surabaya: PT. Citra Jaya Murti.
6.
Saryono, Djoko. 2011. Sosok Budaya Jawa:Rekonstruksi Normatif
Idealistis. Malang: Aditya Media Publishing.
7.
Sasangka Sry Tjatur Wisnu. 2011. Bunyi-bunyi Distingtif Bahasa Jawa.Yogyakarta:Elmatera
Publishing.
8.
Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia:J.B. Wolter.
H.
Media Pembelajaran
1.
Alat :
LCD/Laptop CD rekaman suara teks asal-usul kuta Semarang
dan asal usul Rawa Pening, Teks, Soal-soal, Lembar Penilaian, Penilaian
Kelompok.
2.
Bahan :
Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
(disediakan guru hasil modifikasi dari berbagai sumber)
I.
Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Pengorganisasian
|
|
Peserta
didik
|
Alokasi
waktu
|
||
Pendahuluan
|
· Guru memberi salam dan
mengabsen
·
Guru
melakukan apersepsi dengan mengulas materi pelajaran minggu yang lalu melalui kegiatan bertanya jawab dan
demonstrasi.
·
Menyampaikan
tujuan pembelajaran meliputi aspek afektif (sikap spirutual dan sikap
sosial), kognitif, dan psikomotor.
|
|
4 x 10º
|
Kegiatan inti
|
·
Mengamati:
- Peserta didik membaca Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
- Peserta didik menyimak Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul
Rawa Pening yang disajikan.
·
Menanya:
- Peserta didik bertanya jawab
tentang struktur Teks
asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
-Peserta
didik bertanya jawab tentang unsur kebahasaan Teks asal-usul kuta Semarang
dan asal usul Rawa Pening
·
Mengumpulkan informasi:
- Peserta didik mencari Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening dari
berbagai sumber.
- Peserta didik berdiskusi tentang unsur kebahasaan Teks asal-usul kuta
Semarang dan asal usul Rawa Pening.
- Peserta didik
berdiskusi tentang isi Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
- Peserta
didik berdiskusi tentang pesan moral
dalam tek Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
- Peserta didik
berdiskusi tentang relevansi pesan moral dalam Teks asal-usul kuta Semarang
dan asal usul Rawa Pening.
·
Mengasosiasi:
- Peserta didik menentukan
struktur teks asal-usul kuta Semarang dan
asal usul Rawa Pening
- Peserta
didik menentukan unsur kebahasaan teks
asal-usul
kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
- Peserta didik merelevansikan pesan
·
Mengomunikasikan:
- Peserta didik menyajikan hasil diskusi tentang teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Peningterkait struktur,
unsur kebahasaan, pesan moral dan relevansinya dengan kehidupan,
- Peserta
didik menyajikandengan bahasa daerah hasil apresasi dalam bentuk karya tulis
sederhana
|
|
4 x 25º
|
Penutup
|
· Gurubersamasiswa melakukan
refleksi hasilpembelajaran
· Guru memberi tugas sebagai
perbaikan dan pengayaan
·
Guru
menutup pelajaran
|
|
4 x 5º
|
Pertemuan 2
No
|
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Pengorganisasian
|
|
Peserta Didik
|
Alokasi Waktu
|
|||
1.
|
Pendahuluan
|
·
Guru memberi salam dan mengabsen
·
Guru menyiapkan kondisi dan motivasi
siswa dalam belajar.
·
Guru melakukan apersepsi dengan
mengulas materi pelajaran minggu yang lalu
melalui kegiatan bertanya jawab dan demonstrasi.
·
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
meliputi aspek sikap (sikap spirutual dan sikap sosial), pengetahuan,
dan keterampilan.
|
|
|
2.
|
Kegiatan Inti
|
Mengamati:
1.
Peserta didik
membaca teks legenda asal-usul kota pati.
2.
Peserta didik menyimak teks legenda
asal-usul kota Pati.
3.
Peserta didik menandai/ mencatat hal-hal
penting terkait dengan teks legenda asal-usul kota Pati.
Menanya:
4.
Peserta didik
bertanya jawab tentang struktur teks legenda asal-usul
kota Pati.
5.
Peserta didik
bertanya jawab tentang unsur kebahasaan teks legenda
asal-usul kota Pati.
6.
Peserta didik bertanya jawab tentang isi
teks legenda asal-usul kota Pati.
7.
Peserta didik bertanya jawab tentang
pesan moral teks legenda asal-usul kota Pati.
8.
Peserta didik bertanya jawab tentang
relevansi pesan moral teks legenda asal-usul kota Pati.
Mengumpulkan
Informasi:
9.
Peserta didik
mencari contoh teks legenda asal-usul kota Pati dari berbagai sumber.
10.
Peserta didik
berdiskusi tentang struktur teks legenda asal-usul kota Pati.
11.
Peserta didik
berdiskusi tentang unsur kebahasaan teks legenda
asal-usul kota Pati.
12.
Peserta didik berdiskusi tentang isi legenda
asal-usul kota Pati.
13.
Peserta didik berdiskusi tentang pesan moral dalam teks legenda asal-usul
kota Pati.
Mengasosiasi:
14.
Peserta didik menganalisis tentang relevansi pesan moral teks legenda
asal-usul kota Pati.
15.
Peserta didik menyimpulkan relevansi
pesan moral dalam teks legenda asal-usul kota Pati dengan kehidupan.
Mengomunikasikan:
16.
Peserta didik
membaca indah teks legenda asal-usul kota Pati.
17.
Peserta didik menceritakan relevansi
pesan moral teks legenda asal-usul kota Pati dengan kehidupan.
18.
Peserta didik menanggapi isi legenda
asal-usul kota Pati.
|
|
|
3.
|
Penutup
|
·
Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi hasil pembelajaran.
·
Guru bersama
peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilalui.
·
Guru memberikan tugas sebagai perbaikan dan pengayaan.
·
Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
|
|
|
J. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sosial
a. Tehnik Penilaian : Pengamatan
b. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
c. Kisi – kisi :
LEMBAR PENGAMATAN DIRI
No.
|
Sikap/Nilai
|
Indikator
|
Rubrik Penilaian
|
Butir Pertanyaan
|
|
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
daerah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah, serta untuk melestarikan dan
mengembangkan budaya daerah untuk didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan
pengembangan kebudayaan Nasional.
1.2 Menghargai
dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
1.3 Menghargai
dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis
|
1.1.3 Berdoa sebelum memulai dan
sesudah kegiatan belajar bahasa daerah.
1.1.4 Terbiasa menggunakan bahasa
daerah dalam berkomunikasi dengan tata krama/santun.
1.2.2
Terbiasa
menggunakan bahasa daerah sebagai sarana memahami
informasi tulis.
1.3.1 Terbiasa menggunakan bahasa daerah
sebagai sarana menyajikan
informasi lisan dan tulis sesuai
dengan tata krama/santun
|
1 – 5
1 – 5
|
|
|
2.1 Memiliki
perilaku percaya diri dan tanggungjawab atas
karya budaya masyarakat daerah yang pebuh makna.
|
2.2.1 bertanggung
jawabdalam membuat tanggapan pribadi terhadap struktur teks asal-usul kuta
Semarang dan asal usul Rawa Pening
2.2.2 Santun dalam menyajikan tanggapan pribadi terhadap struktur teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
|
|
|
2. Pengetahuan
a. Tehnik Penilaian :
Tes tulis/tes lisan
b. Bentuk Isntrumen :
Uraian non obyektif
c. Kisi – kisi :
LEMBAR PENGETAHUAN
No
|
Indikator
|
Rubrik Penilaian
|
Butir Instrumen
|
1
|
Menjelaskan struktur Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa
Pening.
|
|
|
2
|
Menentukan unsur kebahasaan Teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul
Rawa Pening dengan benar
|
|
|
3
|
Menjelaskan makna kata sukar dalam teks asal-usul kuta Semarang dan asal
usul Rawa Pening.
|
|
|
4
|
Menjelaskan makna kata, kalimat dan ungkapan dalam teks narasi
menyimpulkan teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
|
|
|
5
|
Menjawab pertanyaan terkait isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal
usul Rawa Pening.
|
|
|
6
|
menyimpulkan isi teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
|
|
|
Tes lisan:
Menilai pemahaman peserta didik tentang pesan
moral teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening.
|
|
|
|
7
|
Menjelaskan pesan moral teks asal-usul kuta Semarang dan asal usul Rawa Pening
dengan benar.
|
|
|
3.
Keterampilan
a. Teknik Penilaian : P1= evaluasi Produk dan P2= evaluasi Unjuk Kerja
b. Bentuk Instrumen :
Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi:
No.
|
Indikator
|
Rubrik Penilaian
|
Butir Instrumen
|
1.
|
Peserta didik menyajikan hasil apresiasi dalam bentuk karya tulis
sederhana
|
|
|
:
*) Terlampir
pada lembar penilaian.
Mengetahui, ..........., ...............
Kepala Sekolah Guru
Bahasa Jawa
................................... ..................................
A.
Lembar
Pengamatan Diri
1. Wenehana tanda centang (√) ing
andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing koklakoni.
2. Katrangane kanggo mbiji pakulinane
(kebiasaan):
5
= ajeg
4
= kerep
3
= arang-arang
2
= tau
1
= blas
3. Lembar pengamatan
No.
|
Aspek penilaian
|
Skala
Penilaian
|
||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
|
a. Kulina ndonga sadurunge miwiti lan
mungkasipasinaon Basa Jawa.
|
|
|
|
|
|
b. Kulina migunakake Basa Jawa kanggo ngomong karo sapa bae (guru, kanca)
nalika jam pelajaran.
|
|
|
|
|
|
|
c. Kulina ngetrapake tatakrama nalika ing pasrawungan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
· Jujur nalika mangsuli pitakon-pitakon ngenani wacan crita wayang manut
panemune dhewe.
|
|
|
|
|
|
3
|
· Tanggungjawab marang tugas pribadi
|
|
|
|
|
|
· Tanggungjawab marang tugas kelompok.
|
|
|
|
|
|
|
4
|
· Ngurmati panemune wong liya nalika diskusi.
· Migunakake tembung kang pas (ora kasar lan kemproh) nalika ngomong lan
takon ing diskusi.
|
|
|
|
|
|
..............,
................2013
.......................................
Nama :
.............................
Kelas/No
absen : ................
B. Lembar
Pengamatan portofolio hasil tulisan
Wenehana tandha centhang (√) ing
andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing kokamati,
tulisane kancamu.
1. Katrangane kanggo mbiji:
5 = pas banget
4 = pas
3 = cukup pas
2 = kurang pas
1 = ora pas
2. Lembar pengamatan
No.
|
Aspek penilaian
|
Kriteria
|
||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
|
Tulisan (hasil tulisan/karya tulis sederhana)sing pas karo kaidah ejaanlan
penulisan ing tata tulis basa Jawa.
|
|
|
|
|
|
|
Panulisane vokal
|
|
|
|
|
|
Panulisane konsonan
|
|
|
|
|
|
|
Panganggo tembung
|
|
|
|
|
|
|
Ukarane runtut
|
|
|
|
|
|
|
Kohesi lan kohenrensi paragraf
|
|
|
|
|
|
LEMBAR
PENGAMATAN PRAKTIK OLEH GURU
No
|
Nama
|
Tulisan
(hasil tulisan/karya tulis sederhana) pas karo kaidah pelafalan lan penulisan
tata tulis ing basa Jawa.
|
|||||||||||||||||||||||||||||
Panulisane
vokal
|
Panulisane
konsonan
|
Pangang-go
tembung
|
Ukarane
runtut
|
Kohesi lan
kohenrensi paragraf
|
|||||||||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||||
1
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
2
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
3
|
C
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
..............,
.................2013
Pengamat,
........................................
LEMBAR MATERI
Ing Pantai Lor Pulo Jawa ( Pantura ), sekitar Gunung Muria bagian Wetan,
ana penguasa sing kasebut Adipati, wilayah kekuasaane kasebut kadipaten. Ana
penguasa loro jaman iku yaiku kadipaten Paranggaruda lan kadipaten Carangsoka.
Kadipaten Paranggaruda dipimpin Adipati Yudhapati, wilayahe saka kali Juwana
mengidul nganti pegunungan gamping lor batesan karo wilayah kabupaten Grobogan.
Yudhapati nduweni putra jenenge Raden Jasari.
Sawetara iku, kadipaten Carangsoka dipimpin dening adipati Puspa Andungjaya,
wilayahe saka lor kali Juwana nganti Pantai Lor Jawa Tengah bagian Wetan.
Adipati Carangsoka nduwe anak wadon jenenge Rara Rayungwulan.
Kacarita, lelorone kadipaten iku urip rukun padha ngurmati siji lan sijine.
Kanggo nglestarekake pasedulurane, penguasa kadipaten sarujuk ndaupake putra
lan putrine.
Adipati Paranggaruda ngirim utusane nglamar Rara Rayungwulan, putrine
Adipati Carangsoka. Lamarane ditampa, nanging calon penganten putrid njaluk
bebana supaya ing acara pahargyan boja wiwaha dhaup dimeriahake pagelaran
wayang kanthi dalang kondhang sing jenenge Sapanyana.
Kanggo nglurusake bebana iku Adipati Paranggaruda yaiku Adipati Yudhapati
nugasake Yuyurumpung, penggedhe ing Paranggaruda. Kanggo nglaksanakake tugase,
Yuyurumpung niat nglumpuhake wibawa kadipaten Carangsoka kanthi cara nguasai
pusaka piyandele kadipaten Carangsoka pusaka keris rambut pinutung lan kuluk
kadigoro sing diduweni raden Sukmayana, penggene Majasemi, salah sijine bagian
kadipaten Carangsoka.
Pusaka loro kasil kajupuk kanthi bantuan Sondong Majeruk, wong sekti ing
Paranggaruda. Nanging sak durunge diwenehake Yuyurumpung, pusaka loro bisa
direbut dening Sondong Makarti sala Wedari. Wasana Sondong Majeruk mati, pusaka
keris rambut pinutung lan kuluk kanigara diaturake Raden Sukmayana.
Sanadyan mangkana Yuyurumpung kasil nerusake tugase nggoleki dhalang
sapanyana supaya dhaupe putra adipati parang garuda lan putrine adipati
Gatangsoko bisa kaleksanan. Nanging ngepasi acara resepsi nembe kawiwitan,
penganten putri ninggalake kursi penganten menyang panggon lan mlayu karo
dhalang Sapanyana saengga dhaupe Raden Jasati lan Rara Rayungwulan ora sida
dileksanakake.
Adipati Yudhapati rumengsa diasorake, akhire mutusake memungsuhan karo
adhipati puspa andungjaya. Kadipaten loro sing rikala semana urip rukun akhire
perang. Ana ing paperangan iku, pemimpin prajurit kadipaten Carangsoka, Raden
Sukmayana gugur lan digentani adhike yaiku Raden Kembangjaya. Kanthi dibantu
dalang Sapanyana sing nggunakake pusaka sekti, kasil menang ana ing paperangan
lawan kadipaten Paranggaruda. Adipati Paranggaruda Yudhapati lan putrane Raden
Jasari gugur.
Karana jasane Raden Kembangjaya didhaupake karo Rr. Rayungwulan lan
diangkat ngganteni Yudhapati dadi adipati, dalang Sapanyana diangkat dadi patih
kanthi gelar Singasari. Kanggo ngatur pemerintahan sing ditambah amba ngidul,
adipati R. Kembangjaya mindahake pusat pemerintahan ana ing desa Kemiri kanthi
ngganti dadi kadipaten Pesantrenan lan jejuluk adipati Jaya kusuma. Raden
Jayakusuma nduweni putra jenenge Raden Tambranegara.
Kanggo ngembangake pembangunan lan pemerintahan, Raden Tambranegara
mindahaken pusat pemerintahan sing sakdurunge ana ing kemiri arah ngulon ing
desa kaborongan, jeneng pesantrenan uga diganti dadi Kadipaten Pati.
Asal-Usule Kutha Semarang
Kacarita
ing Kasultanan Demak ana sawijining pangeran kang ajejuluk Made Panda.
Panjenengane kagungan putra aran Raden Pandan Arang.
Ing
sawijining dina Raden Pandan Arang sarta para pandhereke nyumurupi bab kang
nyalawadi. Ing lemah kang subur iku prenahe sela-selane tanduran tuwuh wit asem
sing pating plencar arang-arang.
“He, sedulurku kabeh
padha gatekna,” pangandikane Raden Pandan Arang marang para pandhereke.
“Wonten menapa
Raden?” Pitakone saperangan pandherek.
“Sawangen! Ing
sela-sela tanduran kang subur iku, tuwuh wit asem,” pangandikane raden Pandan
Arang.
“Oh, inggih leres
Raden.” Tumangape wong-wong sing dherekake.
“Ning kok sajak
nyalawadi temen,” Pitakone wong-wong mau rada gumun.
“Aneh, wit-witan asem
iku thukule rada adoh-adoh utawa arang-arang. Kamangka lemah
kene subur. Mesthine
tuwuhe kerep ora arang-arang ngene iki”.
“Inggih leres Raden,
punika tuwuhipun sajak nyalawadi,” sambunge para pandhereke.
“Mula iku para
sedulur, padha seksenana. Amarga iku, thukul wit asem sing arang-arang
wewengkon iki dak arani Semarang -- (diarani Semarang – saka asem arang).
(Kapendhet saking Buku Piwulang Basa Kelas 9;
dening:Sri Suparmi lan Ririn Safitri).
C.
Lembar
Pengamatan Diri
4. Wenehana tanda centang (√) ing
andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing koklakoni.
5. Katrangane kanggo mbiji pakulinane
(kebiasaan):
4
= mesthi dilakoni
3
= asring dilakoni
2
= arang-arang dilakoni
1
= tau dilakoni
0
= ora tau dilakoni
6. Lembar pengamatan
No.
|
Aspek penilaian
|
Kriteria
|
||||
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
||
1
|
d. Kulina donga (ngucap/nulis krana Gusti Kang
Maha Kuwasa) sadurung miwiti blajar basa Jawa
|
|
|
|
|
|
e. Kulina migunakake basa Jawa kanggo ngomong karo sapa bae (guru,
kanca) nalika jam pelajaran Basa Jawa.
|
|
|
|
|
|
|
f. Kulina ngetrapake tata krama nalika srawung karo kancane
|
|
|
|
|
|
|
g. Kulina ngetrapake tatakrama nalika matur karo gurune.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
· Jujur nalika njawab pitakon-pitakon ngenani wacan crita wayang manut
panemune dhewe.
|
|
|
|
|
|
3
|
· Tanggungjawab marang tugas pribadi
· Tanggungjawab marang tugas kelompok.
|
|
|
|
|
|
4
|
· Ngurmati panemune wong liya nalika diskusi.
· Migunakake tembung kang pas (ora kasar lan kemproh) nalika ngomong lan
takon ing diskusi.
|
|
|
|
|
|
5
|
· Nggatekake nalika nyemak crita wayang.
· Tertarik, pingin ngerti lan bljar crita wayang
|
|
|
|
|
|
..............,
................2013
.......................................
D. Lembar
Pengamatan Praktik.
Wenehana tanda centang (√) ing
andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing kokamati,
nalika kancamu sing makili kelompok presentasi ing ngarep kelas.
3. Katrangane kanggo mbiji:
4 = pas banget
3 = pas
2 = cukup pas
1 = kurang pas
0 = ora pas
4. Lembar pengamatan
No.
|
Aspek penilaian
|
Kriteria
|
||||
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
||
1
|
Maca teks kanthi lafal kang pas karo kaidah pelafalan ing basa Jawa.
|
|
|
|
|
|
2
|
Anggone nggawe kertas kerja lan power point
Pas karo hasil diskusi.
|
|
|
|
|
|
3
|
Anggone maparake hasil diskusi migunakake basa Jawa lan sikap sarta
polatane slaras karo unggah-ungguh (kesantunan)
|
|
|
|
|
|
4
|
Anggone nanggapi pitakon migunakake basa Jawa lan sikap sarta polatane
slaras karo unggah-ungguh.
|
|
|
|
|
|
..............,
.................2013
Pengamat,
........................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar