Rabu, 05 November 2014

MOBILITAS YANG TERDAPAT DALAM NOVEL LINTANG PANJER RINA KARYA DANIEL TITO



Oleh; Intan Nukhi Adhiya
Gerak perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada masa itu sangat berbeda dengan masyarakat pada zaman sekarang. Misal pada zaman dahulu belum ada telefon genggam sehingga hubungan antara Harjito dan Winarsih hanya terjadi di sekolah. Seperti pada paragraf berikut ini:
Harjito ngangkat tangane, aweh sasmita. Winarsih nyawang papane Harjito ngadeg jinjit. Mesthi wae dadi luwih katon wong Harjito dhewe dedeg-piadege wis dhuwur. Winarsih ngedhepake mripat, njawab sasmitane Harjito. Tegese: mengko dhisik.
Jika kita bandingkan dengan keadaan masyarakan sekarang, hubungan sosial tersebut sangat berbeda. Jika Harjito dan Winarsih hidup pada zaman sekarang, tentunya mereka akan menelefon atau smsan sebelum saling bertemu. Tetapi berhubung pada masa itu mereka belum mempunyai telefon genggam, mereka hanya bertemu disekolah saja dengan bahasa-bahasa isyarat jika dari jauh.
Gerak perubahan yang lain misalnya sekolah SPG yang pada masa itu menjamur di Indonesia. SPG adalah sekolah dimana para lulusannya langsung bisa menjadi guru SD. Selain SPG, terdapat pula PGA, atau Pendidikan Guru Agama, dan PGO, atau Pendidikan Guru Olahraga. Sekolah-sekolah tersebut setara dengan SMA atau SMK pada zaman sekarang. Zama dahulu juga ada sekolah perawat yang setingkat dengan SMA, sekolah bidan juga setara SMA, yang pada saat itu dinamakan SPK. Atau sekolah keperawatan dan kebidanan.
Kalimat yang membuktikan SPG pada novel Lintang Panjer Rina adalah: “Dene mung sak Harjito, e kok tresnane bisa ditampa dening kembange SPG Ngawi.” Dalam cerita tersebut Harjito sangat bersyukur bisa diterima cintanya oleh Winarsih, yang merupakan wanita yang terkenal karena kecantikannya. Padahal harjito bukanlah orang yang berada. Di SPG tersebut ada sua Winarsih, yang pertama Winarsih ayu dan satunya adalah Winarsih elek. Harjito bersyukur mendapatkan Winarsih ayu.
Indonesia mengharapkan para pendidik dan para perawat agar lebih maju dalam hal pendidikan. Maka pada era setelah orde baru, sekolah-sekolah pendidikan dan kesehatan setara SMA sedikit demi sedikit mulai dihapus. Pendidik minimal harus berkualifikasi S1 meskipun mereka mengajari murid tingkat TK dan SD. Maka pada masa ini sudah tidak lagi ditemukan SPG maupun SPK. Pemerintah bahkan mencanangkan program baru berupa SMK untuk murid bertaraf SMA yang tidak ingin melanjutkan kuliah.
Yang tak kalah menarik adalah kendaraan pada masa itu. Harjito kemana-mana menggunakan sepeda. Begitu pula dengan anak-anak lain yang sedang bersekolah. Mereka menggunakan sepeda untuk alat transportasinya ketika akan bersekolah. Kecuali kendaraan Sumardi yang merupakan orang kaya dan sudah bekerja dan mapan. Sumardi menggunakan mobil plat merah yang merupakan mobil kantor untuk keperluan sehari-hari.
Kalimat yang menunjukkan bukti bahwa sepeda merupakan transportasi sehari-hari anak sekolah yaitu, “Harjito mancal sepedane mengidul. Lewat jalan sultan agung. Ngener sekolahane.”
Hal ini sangat berbeda dengan gerak perubahan yang terjadi pada masyarakat masa kini. Anak SMA pada zaman sekarang sudah diberi sepeda motor oleh ayah ibunya dimana sepeda motor pada zaman dahulu merupakan barang mewah yang hanya orang-orang yang sudah bekerja yang dapat memakainya. Anak SMA rata-rata menggunakan motor untuk berangkat ke sekolah. Bahkan anak SMP pun sudah bisa menggunakan motor tetapi sekolah tidak memperbolehkan para siswa SMP untuk membawa motor.
Ketika Harjito berada di lubuk linggau Harjito membuat surat untuk ibunya. Hal ini biasa dilakukan pada zaman dahulu. Yaitu mengirim surat untuk keluarga yang ada dirumah ketika sedang berada jauh dari rumah. Harjito sedang merantau sehingga harjito mengirim surat untuk ibunya untuk memberikan kabar pada keluarganya yang ada dirumah.
Berbeda pada zaman sekarang. Ketika seorang anak merantau, dia tetap dapat berhubungan dengan orangtuanya dengan cara menelefon. Dia juga masih tetap berinteraksi dengan teman-temannya karena sekarang marak jejaring sosial seperti Facebook, twitter, dan lain-lain. Jaman sekarang seseorang mengirim surat hanya untuk pemberitahuan tagihan, rekening koran dari bank, dan untuk mengirim kuis di alamat yang mengharuskan untuk mengirim melalui pos. Kantor pos pun sekarang sudah beralih fungsi menjadi jasa pengiriman. Karena lebih banyak yang mengirimkan barang daripada mengirimkan surat. Hal ini disebabkan karena maraknya olshop atau online shop yang melakukan pembelian jarak jauh dan mengirimkan barangnya melalui media pos atau jasa pengiriman barang.
Pada saat Harjito mencari pengumuman wisuda di ikip surabaya, Harjito mecari informasi tersebut di koran. Jaman dahulu orang-orang melihat pengumuman yang ada di koran, dan menunggu koran jika ingin melihat pengumuman. Entah itu pengumuman kelulusan atau pengumuman diterimanya seseorang di suatu universitas. Harjito juga melakukannya untuk melihat pengumuman diterima atau tidaknya dia di Ikip Surabaya. Koran menjadi salah satu media yang sangat penting pada masa itu.
Berbeda dengan zaman sekarang, sekarang melihat pengumuman sudah tidak lagi mencari koran, tetapi mencari pada internet. Internet mengambil alih sebagian besar kepentingan. Seperti mendaftarkan anak pada sekolah, sekarang juga menggunakan internet. Apalagi untuk melihat pengumuman kelulusan. Melalui internet pula. Internet sekarang gunanya sangat besar bagi kehidupan sehari-hari.
Harjito biasa mengisi waktu luangnya dengan membaca koran atau membaca bacaan yang bermanfaat. Karena zaman dahulu belum ada televisi atau internet. Harjito dan Joko mengambil alih waktu luangnya dengan cara-cara tradisional. Jika mereka ingin bermain, maka mereka memainkan permainan yang tradisional pula.
Waktu luang yang tersisa pada zaman sekarang sekarang selalu dihabiskan dengan barang elektronik. Misalnya menonton televisi, bermain internet, smsan, atau yang sedang marak sekarang adalah bermain Facebook atau twitter. Disaat seorang anak sedang bermain elektronik, mereka pasti menjadi lupa waktu dan menjadi tidak peka dengan keadaan sekitarnya. Anak-anak sebaiknya tidak dikenalkan dengan elektronik karena elektronik akan menyita masa kecil anak-anak.
Telegram pada masa itu sangat berguna untuk menginformasikan suatu hal yang penting dengan cepat. Telegram berbentuk surat yang dikopi melalui jarak jauh. Harjito pada saat itu mendapatkan telegram dari kampungnya yang menginformasikan mengenai ibunya. Telegram mempunyai nomor seperti nomor telepon. Apa yang ditulis pada jarak jauh dapat diterima dengan cepat. Tetapi tidak semua orang memiliki telegram. Hanya orang-orang tertentu saja. Atau seseorang yang memiliki jasa telegram seperti wartel.
Telegram pada masa sekarang sudah sulit ditemukan. Orang-orang melamar pekerjaan dengan mengirim email. Orang-orang menginformasikan dengan cepat dapat melalui telepon atau internet. Internet memang menggantikan banyak fungsi,begitu juga telefon. Dengan begitu orang-orang sudah tidak repot lagi mencari Telegram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar