Oleh; Intan Nukhi Adhiya
Gerak
perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada masa itu sangat berbeda dengan
masyarakat pada zaman sekarang. Misal pada zaman dahulu belum ada telefon
genggam sehingga hubungan antara Harjito dan Winarsih hanya terjadi di sekolah.
Seperti pada paragraf berikut ini:
Harjito
ngangkat tangane, aweh sasmita. Winarsih nyawang papane Harjito ngadeg jinjit.
Mesthi wae dadi luwih katon wong Harjito dhewe dedeg-piadege wis dhuwur. Winarsih
ngedhepake mripat, njawab sasmitane Harjito. Tegese: mengko dhisik.
Jika
kita bandingkan dengan keadaan masyarakan sekarang, hubungan sosial tersebut
sangat berbeda. Jika Harjito dan Winarsih hidup pada zaman sekarang, tentunya
mereka akan menelefon atau smsan sebelum saling bertemu. Tetapi berhubung pada
masa itu mereka belum mempunyai telefon genggam, mereka hanya bertemu disekolah
saja dengan bahasa-bahasa isyarat jika dari jauh.
Gerak
perubahan yang lain misalnya sekolah SPG yang pada masa itu menjamur di
Indonesia. SPG adalah sekolah dimana para lulusannya langsung bisa menjadi guru
SD. Selain SPG, terdapat pula PGA, atau Pendidikan Guru Agama, dan PGO, atau
Pendidikan Guru Olahraga. Sekolah-sekolah tersebut setara dengan SMA atau SMK
pada zaman sekarang. Zama dahulu juga ada sekolah perawat yang setingkat dengan
SMA, sekolah bidan juga setara SMA, yang pada saat itu dinamakan SPK. Atau
sekolah keperawatan dan kebidanan.
Kalimat
yang membuktikan SPG pada novel Lintang Panjer Rina adalah: “Dene mung sak
Harjito, e kok tresnane bisa ditampa dening kembange SPG Ngawi.” Dalam cerita
tersebut Harjito sangat bersyukur bisa diterima cintanya oleh Winarsih, yang
merupakan wanita yang terkenal karena kecantikannya. Padahal harjito bukanlah
orang yang berada. Di SPG tersebut ada sua Winarsih, yang pertama Winarsih ayu
dan satunya adalah Winarsih elek. Harjito bersyukur mendapatkan Winarsih ayu.
Indonesia
mengharapkan para pendidik dan para perawat agar lebih maju dalam hal
pendidikan. Maka pada era setelah orde baru, sekolah-sekolah pendidikan dan
kesehatan setara SMA sedikit demi sedikit mulai dihapus. Pendidik minimal harus
berkualifikasi S1 meskipun mereka mengajari murid tingkat TK dan SD. Maka pada
masa ini sudah tidak lagi ditemukan SPG maupun SPK. Pemerintah bahkan
mencanangkan program baru berupa SMK untuk murid bertaraf SMA yang tidak ingin
melanjutkan kuliah.
Yang
tak kalah menarik adalah kendaraan pada masa itu. Harjito kemana-mana
menggunakan sepeda. Begitu pula dengan anak-anak lain yang sedang bersekolah.
Mereka menggunakan sepeda untuk alat transportasinya ketika akan bersekolah.
Kecuali kendaraan Sumardi yang merupakan orang kaya dan sudah bekerja dan
mapan. Sumardi menggunakan mobil plat merah yang merupakan mobil kantor untuk
keperluan sehari-hari.
Kalimat
yang menunjukkan bukti bahwa sepeda merupakan transportasi sehari-hari anak
sekolah yaitu, “Harjito mancal sepedane mengidul. Lewat jalan sultan agung.
Ngener sekolahane.”
Hal
ini sangat berbeda dengan gerak perubahan yang terjadi pada masyarakat masa
kini. Anak SMA pada zaman sekarang sudah diberi sepeda motor oleh ayah ibunya
dimana sepeda motor pada zaman dahulu merupakan barang mewah yang hanya
orang-orang yang sudah bekerja yang dapat memakainya. Anak SMA rata-rata
menggunakan motor untuk berangkat ke sekolah. Bahkan anak SMP pun sudah bisa
menggunakan motor tetapi sekolah tidak memperbolehkan para siswa SMP untuk
membawa motor.
Ketika
Harjito berada di lubuk linggau Harjito membuat surat untuk ibunya. Hal ini
biasa dilakukan pada zaman dahulu. Yaitu mengirim surat untuk keluarga yang ada
dirumah ketika sedang berada jauh dari rumah. Harjito sedang merantau sehingga
harjito mengirim surat untuk ibunya untuk memberikan kabar pada keluarganya
yang ada dirumah.
Berbeda
pada zaman sekarang. Ketika seorang anak merantau, dia tetap dapat berhubungan
dengan orangtuanya dengan cara menelefon. Dia juga masih tetap berinteraksi
dengan teman-temannya karena sekarang marak jejaring sosial seperti Facebook, twitter, dan lain-lain. Jaman
sekarang seseorang mengirim surat hanya untuk pemberitahuan tagihan, rekening
koran dari bank, dan untuk mengirim kuis di alamat yang mengharuskan untuk
mengirim melalui pos. Kantor pos pun sekarang sudah beralih fungsi menjadi jasa
pengiriman. Karena lebih banyak yang mengirimkan barang daripada mengirimkan
surat. Hal ini disebabkan karena maraknya olshop atau online shop yang
melakukan pembelian jarak jauh dan mengirimkan barangnya melalui media pos atau
jasa pengiriman barang.
Pada
saat Harjito mencari pengumuman wisuda di ikip surabaya, Harjito mecari
informasi tersebut di koran. Jaman dahulu orang-orang melihat pengumuman yang
ada di koran, dan menunggu koran jika ingin melihat pengumuman. Entah itu
pengumuman kelulusan atau pengumuman diterimanya seseorang di suatu universitas.
Harjito juga melakukannya untuk melihat pengumuman diterima atau tidaknya dia
di Ikip Surabaya. Koran menjadi salah satu media yang sangat penting pada masa
itu.
Berbeda
dengan zaman sekarang, sekarang melihat pengumuman sudah tidak lagi mencari
koran, tetapi mencari pada internet. Internet mengambil alih sebagian besar
kepentingan. Seperti mendaftarkan anak pada sekolah, sekarang juga menggunakan
internet. Apalagi untuk melihat pengumuman kelulusan. Melalui internet pula.
Internet sekarang gunanya sangat besar bagi kehidupan sehari-hari.
Harjito
biasa mengisi waktu luangnya dengan membaca koran atau membaca bacaan yang
bermanfaat. Karena zaman dahulu belum ada televisi atau internet. Harjito dan
Joko mengambil alih waktu luangnya dengan cara-cara tradisional. Jika mereka
ingin bermain, maka mereka memainkan permainan yang tradisional pula.
Waktu
luang yang tersisa pada zaman sekarang sekarang selalu dihabiskan dengan barang
elektronik. Misalnya menonton televisi, bermain internet, smsan, atau yang sedang
marak sekarang adalah bermain Facebook atau twitter. Disaat seorang anak sedang
bermain elektronik, mereka pasti menjadi lupa waktu dan menjadi tidak peka
dengan keadaan sekitarnya. Anak-anak sebaiknya tidak dikenalkan dengan
elektronik karena elektronik akan menyita masa kecil anak-anak.
Telegram
pada masa itu sangat berguna untuk menginformasikan suatu hal yang penting
dengan cepat. Telegram berbentuk surat yang dikopi melalui jarak jauh. Harjito
pada saat itu mendapatkan telegram dari kampungnya yang menginformasikan
mengenai ibunya. Telegram mempunyai nomor seperti nomor telepon. Apa yang
ditulis pada jarak jauh dapat diterima dengan cepat. Tetapi tidak semua orang
memiliki telegram. Hanya orang-orang tertentu saja. Atau seseorang yang
memiliki jasa telegram seperti wartel.
Telegram
pada masa sekarang sudah sulit ditemukan. Orang-orang melamar pekerjaan dengan
mengirim email. Orang-orang menginformasikan dengan cepat dapat melalui telepon
atau internet. Internet memang menggantikan banyak fungsi,begitu juga telefon.
Dengan begitu orang-orang sudah tidak repot lagi mencari Telegram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar