Rabu, 05 November 2014

Contoh Makalah



MAKALAH
PENULISAN NASKAH KETOPRAK






Disusun Oleh :
Intan Nukhi Adhiya
2601412088





JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014


 
1.1  Latar Belakang
Ketoprak merupakan mata kuliah wajib yang ada di UniversitasNegeri Semarang.Para siswa dianjurkan untuk mempelajari seluk-beluk ketoprak sebelum melakukan pementasan ketoprak per rombel.Pernaskahan, peraktingan, dan penyutradaraan adalah materi yang harus dikuasai oleh para peserta mata kuliah ketoprak. Mekalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis Kreatif. Makalah ini juga sebagai dasar pengetahuan mahasiswa mengenai ketoprak.
Melihat keprihatinan pemain ketoprak yang adu casting, makalah ini mencoba mencari solusi atas masalah tersebut. Pemain dalam berakting seharusnya menjiwai karakter meskipun mereka baru dalam pemilihan pemeran. Melalui sumber-sumber lain, kami mencoba mengumpulkan pengetahuan mengenai bagaimana cara berakting dengan baik.
Penyutradaraan dan pernaskahan juga tidak lepas dari masalah ketoprak. Sutradara memegang peranan paling penting dalam sukses atau tidak nya pementasan ketoprak. Skenario juga harus diperhatikan dalam pementasan ketoprak. Maka seharusnya scenario atau pernaskahan ketoprak menjadi sangat penting dalam menyongsong lancarnya pementasan ketoprak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
1.      Mengetahui seluk-beluk ketoprak
2.      Mengetahui peraktingan, pernaskahan, dan penyutradaraan ketoprak.
Tujuan dibuatnya makalah ini antara lain:
1.      Untuk memenuhi tugas Menulis Karya Ilmiah
2.      Untuk pedoman dalam pementasan ketoprak


Ketoprak yang sering dipentaskan tentu berbeda dengan pementasan lainnya. Ketoprak tidak sama dengan ludruk, tidak sama dengan drama bahasa jawa, dan juga berbeda dengan pementasan teater. Ada banyak pandangan mengenai pengertian mengenai ketoprak. Tetapi pada intinya pandangan-pandangan tersebut mengacu pada pengertian yang sama.
Ketoprak adalah sebuah bentuk teater yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan. Pelaku-pelakunya terdiri dari pria dan wanita. Sedangkan pertunjukannya diiringi dengan gamelan. Gerak laku pemain cenderung realistik walaupun pada awal perkembangannya ada sedikit unsur tari didalamnya. Ada kalanya peranan pria halus dilakukan oleh pemain wanita, tetapi sebaliknya pada masa lalu para pemain pria memerankan peran wanita (Bandem, 1996:30)
Tulisan Kuswadji Kawindrasusanta dalam kertas kerjanya yang disampaikan pada Lokakarya Ketoprak Tahap I tanggal 7 sampai 9 Februari 1974 di Yogyakarta, yang menyatakan bahwa kata Ketoprak berasal dari nama sebuah alat, ialah tiprak. Kata tiprak ini bermula dari prak. Sebab bunyi tiprak adalah prak, prak, prak. (Sudyarsana, 1989:23)
Serat Pustaka Raja Purwa jilid II tulisan pujangga R.Ng. Ranggawarsita, diterbitkan Kolfbunning tahun 1923 halaman 9-10 menyebutkan:
.....tetabuhan ingkang nama kethoprak tegesipun kothekan.
Dalam buku itu pun, pada bagian Sri Tumurun diceritakan, Sri bersedia turun ke dunia apabila disambut dengan prak ketiprak tanpa gending (Sudyarsana, 1989:23)
Demikian pengertian ketoprak berbeda-beda. Dengan pengertian tersebut, ketoprak dapat membedakan dirinya dengan pertunjukan-pertunjukan lain. Didalam ketoprak terdapat pemeranan dan juga pernaskahan. Pemeranan menunjuk lakon yang akan bermain dalam ketoprak. Bagaimana mereka memerankan ketoprak tersebut. Apakah menjiwai atau tidak. Kemudian pernaskahan biasanya digarap oleh skenografer. Naskah ini dapat juga digarap oleh sutradara tetapi lebih baik digarap oleh skenografer. Sehingga sutradara dapat fokus terhadap pekerjaannya menyutradarai ketoprak dan menyeleksi para pemeran atau lakon ketoprak.
Menurut S.H. Mintarja dalam buku Ketoprak Orde Baru, Pada awalnya naskah ketoprak merupakan catatan-catatan saja yang ditulis dalang di papan tulis yang digantungkan di dalam ruang pemain, sehingga para pemain dapat membacanya. Setelah dalang menuangkan cerita kepada para pemain, maka agar para pemain tidak lupa, sang dalang menulis beberapa catatan. Catatan tersebut mencakup: urutan adegan, nama pemeran di dalam cerita, dan persoalan pokok yang harud diucapkan pemain.
Ketoprak juga merupakan drama yang naskahnya wajib menggunakan bahasa jawa. Entah itu bahasa jawa kuna atau bahasa jawa masa kini, ketoprak wajib menggunakan bahasa jawa. Seperti tulisan Handung Kus Sudaryanto dalam buku Ketoprak orde baru mengatakan bahwa sejak kelahiran ketoprak seputar tahun 1887, bahasa yang digunakannya adalah jawa.
Naskah ketoprak atau naskah drama apapun pada umumnya ditulis oleh skenografer. Menurut buku Menjadi Skenografer dari Citra Smara Dewi hal. 55, kemampuan yang harus dimiliki seorang skenografer yaitu:
1.      Kreatif
2.      Kemampuan Visualisasi
3.      Penguasaan Ruang
4.      Mampu bekerja dalam tim
5.      Menguasai teknologi
6.      Memahami seni budaya.
Kemampuan tersebut wajib dimiliki oleh skenografer atau para penulis naskah menurut Citra Smara Dewi. Dalam menulis naskah hal-hal yang perlu dipersiapkan (Asura, 2005:9) sebagai berikut:

1.      Menangkap Ide.
Ide atau gagasan ibarat barang produksi di sebuah pabrik, bisa diusahakan terus mengalir untuk menjaga rantai produksi agar tetap berlangsung.
2.      Dari Ide ke Dalam Cerita
Tuang ide tersebut ke dalam gagasan dan susun dengan baik, sebelum kemudian disusun menjadi naskah yang sempurna.
Seni peran atau acting juga harus didalami dalam pementasan ketoprak. Akting yang baik akan membuat baik pula pementasan. Sehingga penonton diharapkan menyukai pementasan ketoprak tersebut. Ada bebera hal yang harus diperhatikan dalam peran. Diharapkan dapat memberikan umpan balik yang baik bagi penonton. Yang diperlukan dalam peran ketoprak yaitu:
1.      Bakat
Sepatutnya diyakini bahwa bakat berhubungan besar dengan sesuatu yang nyata dan ada secara khusus dalam diri seseorang secara pribadi (Tambayong, 2000:10)
2.      Kemauan
Adalah melalui kemauan, bakat diuji dengan gambaran semangat dan gairah untuk sekurangnya mengkaji kecenderungan-kecenderungan mendekatkan diri pada kesenian, lantas terlibat dalam kegiatannya, dan akhirnya berkesenian secara sukarela, sukahati, senang. (Tambayong, 2000:11)
3.      Latihan
Bakat seseorang dapat diasah secara terus menerus setiap hari sehingga dapat menjadi ahli.


Demikianlah makalah mengenai ketoprak yang dapat saya susun sebagai realisasi dari berbagai sumber. Semoga memberi manfaat yang besar bagi para pembacanya. Juka ada salah-salah kata dalam penulisan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pada tulisan ini saya menyimpulkan bahwa untuk pementasan ketoprak, dibutuhkan pernaskahan yang baik, tokoh-tokoh yang pandai berakting, dan penyutradaraan yang baik pula. Dengan begitu diharapkan pementasan ketoprak dapat berjalan dengan lancer dan baik sebagaimana mestinya.

              Diharapkan pada penulisan naskah ketoprak selanjutnya atau pemainan ketoprak dapat lebih baik lagi melihat aspek-aspek diatas.

Bandem, I Made, dan Dr. Sal Murgiyanto. 1996. Teater Daerah Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Purwaraharja, Lephen, dan Bondan Nusantara. 1997. Ketoprak Orde Baru. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Asura, Enang Rokajat. 2005 Panduan Praktis Menulis Skenario dari Iklan sampai Sinetron. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tambayong, Yapi. 2000. Seni Akting. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting. Jakarta: Gramedia.
Sudyarsana, Handung Kus. 1989. Ketoprak. Yogyakarta:Kanisius.
Setyadi. 1998. Tuntunan Seni Ketoprak. Yogyakarta: Depdikbud.


1 komentar: