MAKALAH
PENULISAN
NASKAH KETOPRAK
Disusun Oleh :
Intan Nukhi Adhiya
2601412088
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
1.1 Latar Belakang
Ketoprak merupakan mata kuliah wajib
yang ada di UniversitasNegeri Semarang.Para siswa dianjurkan untuk mempelajari seluk-beluk ketoprak sebelum melakukan pementasan ketoprak per rombel.Pernaskahan,
peraktingan, dan penyutradaraan adalah materi
yang harus dikuasai oleh para peserta mata kuliah ketoprak. Mekalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis Kreatif. Makalah ini juga sebagai dasar pengetahuan
mahasiswa mengenai ketoprak.
Melihat keprihatinan pemain ketoprak yang adu casting,
makalah ini mencoba mencari solusi atas masalah tersebut. Pemain dalam berakting
seharusnya menjiwai karakter meskipun mereka baru dalam pemilihan pemeran. Melalui sumber-sumber lain, kami mencoba mengumpulkan pengetahuan mengenai bagaimana cara berakting dengan baik.
Penyutradaraan dan pernaskahan juga tidak lepas dari masalah ketoprak. Sutradara memegang peranan
paling penting dalam sukses atau tidak nya pementasan ketoprak. Skenario juga harus diperhatikan dalam pementasan
ketoprak. Maka seharusnya scenario atau pernaskahan ketoprak menjadi sangat penting
dalam menyongsong lancarnya pementasan ketoprak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
1. Mengetahui seluk-beluk ketoprak
2. Mengetahui peraktingan, pernaskahan, dan penyutradaraan
ketoprak.
Tujuan dibuatnya
makalah ini antara lain:
1.
Untuk
memenuhi tugas Menulis Karya Ilmiah
2. Untuk pedoman dalam pementasan ketoprak
Ketoprak yang sering dipentaskan tentu berbeda dengan
pementasan lainnya. Ketoprak tidak sama dengan ludruk, tidak sama dengan drama
bahasa jawa, dan juga berbeda dengan pementasan teater. Ada banyak pandangan
mengenai pengertian mengenai ketoprak. Tetapi pada intinya pandangan-pandangan
tersebut mengacu pada pengertian yang sama.
Ketoprak adalah sebuah bentuk teater yang berlakon dengan
unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan. Pelaku-pelakunya terdiri dari
pria dan wanita. Sedangkan pertunjukannya diiringi dengan gamelan. Gerak laku
pemain cenderung realistik walaupun pada awal perkembangannya ada sedikit unsur
tari didalamnya. Ada kalanya peranan pria halus dilakukan oleh pemain wanita,
tetapi sebaliknya pada masa lalu para pemain pria memerankan peran wanita
(Bandem, 1996:30)
Tulisan Kuswadji Kawindrasusanta dalam kertas kerjanya
yang disampaikan pada Lokakarya Ketoprak Tahap I tanggal 7 sampai 9 Februari
1974 di Yogyakarta, yang menyatakan bahwa kata Ketoprak berasal dari nama
sebuah alat, ialah tiprak. Kata tiprak ini bermula dari prak. Sebab bunyi
tiprak adalah prak, prak, prak. (Sudyarsana,
1989:23)
Serat Pustaka Raja Purwa jilid II tulisan pujangga R.Ng.
Ranggawarsita, diterbitkan Kolfbunning tahun 1923 halaman 9-10 menyebutkan:
.....tetabuhan ingkang nama kethoprak tegesipun kothekan.
Dalam buku itu pun, pada bagian Sri Tumurun diceritakan,
Sri bersedia turun ke dunia apabila disambut dengan prak ketiprak tanpa gending
(Sudyarsana, 1989:23)
Demikian pengertian ketoprak berbeda-beda. Dengan
pengertian tersebut, ketoprak dapat membedakan dirinya dengan
pertunjukan-pertunjukan lain. Didalam ketoprak terdapat pemeranan dan juga
pernaskahan. Pemeranan menunjuk lakon yang akan bermain dalam ketoprak. Bagaimana
mereka memerankan ketoprak tersebut. Apakah menjiwai atau tidak. Kemudian
pernaskahan biasanya digarap oleh skenografer. Naskah ini dapat juga digarap
oleh sutradara tetapi lebih baik digarap oleh skenografer. Sehingga sutradara
dapat fokus terhadap pekerjaannya menyutradarai ketoprak dan menyeleksi para
pemeran atau lakon ketoprak.
Menurut S.H.
Mintarja dalam buku Ketoprak Orde Baru, Pada awalnya naskah ketoprak merupakan
catatan-catatan saja yang ditulis dalang di papan tulis yang digantungkan di
dalam ruang pemain, sehingga para pemain dapat membacanya. Setelah dalang
menuangkan cerita kepada para pemain, maka agar para pemain tidak lupa, sang
dalang menulis beberapa catatan. Catatan tersebut mencakup: urutan adegan, nama
pemeran di dalam cerita, dan persoalan pokok yang harud diucapkan pemain.
Ketoprak juga
merupakan drama yang naskahnya wajib menggunakan bahasa jawa. Entah itu bahasa
jawa kuna atau bahasa jawa masa kini, ketoprak wajib menggunakan bahasa jawa.
Seperti tulisan Handung Kus Sudaryanto dalam buku Ketoprak orde baru mengatakan
bahwa sejak kelahiran ketoprak seputar tahun 1887, bahasa yang digunakannya
adalah jawa.
Naskah ketoprak
atau naskah drama apapun pada umumnya ditulis oleh skenografer. Menurut buku
Menjadi Skenografer dari Citra Smara Dewi hal. 55, kemampuan yang harus
dimiliki seorang skenografer yaitu:
1.
Kreatif
2.
Kemampuan
Visualisasi
3.
Penguasaan
Ruang
4.
Mampu
bekerja dalam tim
5.
Menguasai
teknologi
6.
Memahami
seni budaya.
Kemampuan
tersebut wajib dimiliki oleh skenografer atau para penulis naskah menurut Citra
Smara Dewi. Dalam menulis naskah hal-hal yang perlu dipersiapkan (Asura,
2005:9) sebagai berikut:
1.
Menangkap
Ide.
Ide
atau gagasan ibarat barang produksi di sebuah pabrik, bisa diusahakan terus
mengalir untuk menjaga rantai produksi agar tetap berlangsung.
2.
Dari
Ide ke Dalam Cerita
Tuang
ide tersebut ke dalam gagasan dan susun dengan baik, sebelum kemudian disusun
menjadi naskah yang sempurna.
Seni
peran atau acting juga harus didalami dalam pementasan ketoprak. Akting yang
baik akan membuat baik pula pementasan. Sehingga penonton diharapkan menyukai
pementasan ketoprak tersebut. Ada bebera hal yang harus diperhatikan dalam
peran. Diharapkan dapat memberikan umpan balik yang baik bagi penonton. Yang
diperlukan dalam peran ketoprak yaitu:
1.
Bakat
Sepatutnya diyakini
bahwa bakat berhubungan besar dengan sesuatu yang nyata dan ada secara khusus
dalam diri seseorang secara pribadi (Tambayong, 2000:10)
2.
Kemauan
Adalah melalui
kemauan, bakat diuji dengan gambaran semangat dan gairah untuk sekurangnya
mengkaji kecenderungan-kecenderungan mendekatkan diri pada kesenian, lantas
terlibat dalam kegiatannya, dan akhirnya berkesenian secara sukarela, sukahati,
senang. (Tambayong, 2000:11)
3.
Latihan
Bakat seseorang dapat diasah secara terus menerus setiap
hari sehingga dapat menjadi ahli.
Demikianlah makalah mengenai ketoprak yang dapat saya
susun sebagai realisasi dari berbagai sumber. Semoga memberi manfaat yang besar
bagi para pembacanya. Juka ada salah-salah kata dalam penulisan saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Pada
tulisan ini saya menyimpulkan bahwa untuk pementasan ketoprak, dibutuhkan
pernaskahan yang baik, tokoh-tokoh yang pandai berakting, dan penyutradaraan
yang baik pula. Dengan begitu diharapkan pementasan ketoprak dapat berjalan
dengan lancer dan baik sebagaimana mestinya.
Diharapkan pada penulisan naskah
ketoprak selanjutnya atau pemainan ketoprak dapat lebih baik lagi melihat
aspek-aspek diatas.
Bandem, I Made,
dan Dr. Sal Murgiyanto. 1996.
Teater
Daerah Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Purwaraharja, Lephen, dan Bondan
Nusantara. 1997. Ketoprak Orde Baru.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Asura, Enang Rokajat. 2005 Panduan Praktis Menulis Skenario dari Iklan
sampai Sinetron. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tambayong, Yapi. 2000. Seni Akting. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting. Jakarta: Gramedia.
Sudyarsana, Handung Kus. 1989. Ketoprak. Yogyakarta:Kanisius.
Setyadi. 1998. Tuntunan Seni Ketoprak. Yogyakarta: Depdikbud.
Tugas bahasa jawa
BalasHapus